Wednesday, February 23, 2011

Memperdaya Nikmat Azizah Kakak Tingkatku (cerita sex seks jilbab)

Memperdaya Azizah
Azizah, gadis berjilbab lebar yang berwajah manis adalah seorang mahasiswi yang kuliah di salah satu PTS di kota ini. Aku dan teman2ku adalah para kuli yang sedang memperbaiki salah satu bagian rumah kost Azizah. Sudah sejak lama kami menyimpan hasrat birahi pada mahasisiwi berjilbab ini. Tubuhnya yang selalu tertutup jubah longgar dan jilbab yang lebar justru membuat kami semakin penasaran. Kamipun tidak segan mengintipnya saat ia sedang mandi, dan ternyata memang tubuh gadis cantik berjilbab yang selama ini ia sembunyikan memang benar2 indah. Akhirnya kami tidak kuasa untuk menahan hasrat kami terlalu lama. Kami memilih saat yang tepat, yaitu saat teman2 kost Azizah pergi kuliah, untuk menikmati tubuh Azizah yang putih mulus menggairahkan itu. Akhirnya saat itu tiba juga.
Pada hari itu cuaca sangat panas, sehingga pintu kamar kost Azizah dibiarkan terbuka, agar udara segar dapat masuk. Gadis berjilbab itu sedang duduk menyelesaikan laporan kuliahnya di komputer waktu aku, Doni dan Ferry datang ke kamarnya. Tiba -tiba kami bertiga sudah ada di samping dan di belakangnya.
“Mbak Azizah, kami minta jatah..!” kataku yang diiyakan juga oleh Ferry dan Doni yang berdiri di samping kiri-kanannya membaca monitor sambil mengusap-usap celana bagian depannya yang nampak makin lama makin menonjol. Azizah kaget sekali “mau apa kalian? Maksudnya apa ini?” tanya gadis alim itu panik. Terdengar nada ketakutan dalam suaranya yang lembut. Suaranya malah semakin membangkitkan birahi kami.
Azizah semakin kaget lagi sewaktu mereka secara bersamaan tiba-tiba membuka celana sekaligus CD-nya ke bawah, sehingga di kanan-kiri Azizah muncul dua benda panjang menjulur ke depan. “Ah, masak mbak Azizah nggak tau…?” kata Dony. Rupanya mereka sudah tidak tahan membayangkan tubuh Azizah yang pernah mengundang birahi mereka, saat mereka mengintip gadis berjilbab itu saat mandi.
“Tuh kan, jadi keras nih punyaku.., ayo pegang..!” kata Doni sambil menarik tangan mulus gadis berjilbab itu dan ditempelkannya di batang kontolnya sekaligus kontol Ferry.
“Eh, ngapain nih pada..?” tanya Azizah sambil agak meronta. Wajahnya nampak merah padam. Mungkin karena dia belum pernah melihat kemaluan laki2 sebelumnya, apalagi memegangnya.
“Udah deh, pegang aja..!” kata Doni yang tiba-tiba menyusupkan tangannya ke bawah jilbab Azizah hingga menyentuh gundukan buah dadanya yang masih tertutup jubah coklat muda itu.

Azizah langsung menggeliat merasakan usapan tangan Doni pada bagian sensitifnya yang menimbulkan sensasi tersendiri, namun gadis alim itu tetap berusaha meronta. Akupun segera mengeluarkan pisauku yang tajam, dan menyodorkannya kedepan gadis berjilbab alim itu. “Diam!! Jangan berontak!! Kalo berontak, pisau ini menancap di memekmu!!” kataku mengancam. Azizah langsung diam. Wajahnya pucat pasi. “jangan, bang…” bisiknya putus asa. “ambil apa aja yang abang inginkan…” saat itu Ferry pun tidak mau kalah, tangannya ikut masuk menggerayangi buah dada yang kiri sambil memilin-milin lembut puting Azizah yang masih tertutup jubah, yang ternyata semakin mengeras.
“Boss!! Putingnya jadi keras bos!!” kata Ferry. “wah, ternyata cewek alim kita ini rindu belaian cowok ya ferr!!” kata Dony sambil tertawa. Azizah semakin pucat. Ternyata memang tubuhnya tidak mampu menahan gejolak birahi akibat rangsangan kedua temanku.
“kamu diam dan tutup mata!! Nikmati aja!!” kataku kembali mengancam.
Azizah, gadis alim itu mulai pasrah. Matanya yang indah ia pejamkan rapat2, seoalah berharap bahwa itu semua hanyalah mimpi. Sementara itu, kedua tangannya masih terus dipaksa mengelus dan mengocok kontol Ferry dan Dony. aku segera menyarungkan kembali pisauku, dan mulai menjulurkan tanganku kearah jubah panjang gadis manis yang alim itu. Kucoba menyingkapkan jubah panjangnya keatas. Dengan agak susah payah, akhirnya aku berhasil menyingkapnya sampai atas lututnya. Segera kurogohkan tanganku masuk ke daerah selangkangannya, mencoba meraih memeknya. Tubuhnya menggeliat saat tanganku menyentuh bagian tubuh yang selama ini ia jaga. Segera kukocok2 dan kuremas2 memeknya, yang membuat ia semakin menggeliat2. “mmmhhh…..nnnnggghhh….” mulai terdengar lenguhan tertahan dari mulutnya. Matanya masih tertutup rapat. Bibirnya yang indah membuatku tak bisa menahan diri. Segera kulumat bibirnya. Lidahku bertemu lidah gadis berjilbab itu, dan saling berpilin. Tidak banyak penolakan yang ia berikan. Sepertinya ia memang takut akan ancaman yang kukatakan tadi.
“Aaah.., sshh..,” 5 menit kemudian, desahannya semakin terdengarsaat tubuhnya tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang diberikan 3 pria yang ia sendiri tidak mengenalnya. Tangan gadis berjilbab itu dengans endirinya terus menggenggam dan sesekali mengocok batang kontol Dony dan Ferry.

Tiba2 kami serentak menghentikan kegiatannya, membuat Azizah menggeliat2 sendiri untuk beberapa saat. Jilbab lebarnya kusut dan ujung2nya sudah terlingkar hilehernya. Kancing jubahnya sudah terbuka sampai ke perutnya, memperlihatkan tubuh yang indah, dengan buah dada yang ranum menggantung dan mengacung kedepan, keras karena dirangsang oleh Dony dan Ferry. Kutang yang tadi dipakai gads berjilbab itu sudah berada dipojok ruangan. Memek gadis berjilbab itu sudah basah oleh cairan yang keluar karena rangsangan jemariku tadi.
“buka mulutmu!” perintahku. Dengan pelan Azizah membuka mulutnya yang indah. Segera kumasukkan jemariku yang basah kuyup oleh lendir kemaluannya kedalam mulut gadis alim itu. “kulum!!” perintahku. Terasa kemudian lidah Azizah menari2 di jemariku, sambil sekali2 menyedot2nya. Aku mulai penasaran, seperti apa nikmatnya kuluman gadis berjilbab ini.
“ayo berdiri!” perintah Dony, sambil menarik Azizah berdiri. “ampun baaang… “katanya pelan. Matanya sudah basah. Tubuhnya sudah lemas karena rangsangan yang kami berikan. “ampun baaang… minta apa saja akan saya berikan baaang…” kata gadis berjilbab itu memelas. Tangan Dony dan Ferry langsung melayang ke pipi kiri dan kanannya. Ternyata mereka juga ingin memberinya gertakan. “Diam kamu!!” teriak Dony. kami tidak takut ketahuan, karena disini temboknya tebal dan tidak ada orang lain selain kami berempat di rumah kost yang besar ini. Mendengar bentakan itu Azizah langsung kembali terdiam.
aku.dengan lembut menanggalkan jubah yang sudah terbuka kancingnya. Segera jubah itu melorot belantai, membuat tubuh Azizah yang putih mulus terlihat jelas. Kami bertiga menelan air liur melihat tubuh Azizah yang biasanya tertutup jubah longgar dan jilbab lebar itu sekarang terpampang dihadapan kami, hampir tanpa apa2, tinggal jilbab putih yang sudah kusut dan tersampir ke leher, dan celana dalam putih yang menggairahkan.
Azizah dibawa kedekat ranjangnya, dimana aku duduk di pinggir ranjangnya tanpa busana. Pisauku tadi kembali kuacungkan, membuatnya kembali takut dan mulai menutup matanya lagi. Gadis berjilbab itu semakin pasrah berdiri sambil terus terisak2 waktu Ferry dan Doni merentangkan kedua tangannya, dan mulai menciumi dari mulai ujung jari hingga ke lengan bagian atas. Bulu-bulu halus Azizah langsung berdiri menerima perlakuan ini. Kecupan dan permainan lidah Ferry dan Doni di sepanjang kulit tangan Azizah membuatnya seperti terbang melayang. Rintihan gadis berjilbab itu mulai terdengar dan makin menggila sewaktu mereka menaikkan tangan Azizah ke atas dan menyusupkan bibir-bibir mereka ke ketiak gadis berjilbab itu yang berbau harum.

Jilatan-jilatan Ferry dan Doni yang belum pernah Azizah rasakan sebelumnya itu, membuat gadis alim itu menggelinjang kegelian penuh rangsangan. Hatinya menolak keras terhadap apa yang terjadi dengannya, namun tubuhnya tidak bisa melawannya. Kepalanya yang menengadah ke atas langsung disambut dengan ciuman liar Dony, sementara Ferry meneruskan jelajahan bibir dan lidahnya yang liar ke samping pinggang Azizah. aku berdiri dari ranjang dan tak kusia-siakan buah dada gadis alim berjilbab yang membusung itu dengan kukecup lembut di sekitarnya. Putingnya yang mencuat kujilat, kukulum dan kuhisap bergantian yang membuat tubuh gadis alim yang tancik itu bergetar hebat menahan nikmat.
Desahan dan erangannya yang semakin mengeras tidak terdengar lagi, karena tiba-tiba Doni membungkam mulut Azizah dengan mulutnya yang liar sambil memiringkan kepala Azizah. Mau tidak mau Azizah melayani permainan bibir dan lidah Doni yang menari-nari di dalam rongga mulut gadis alim itu.
“Mmph.. mmph..,” erangnya di tengah hebatnya serangan kami bertiga.
Sementara itu Ferry sudah berada di bawah tubuh Azizah yang asyik menciumi belakang batang kakinya mulai dari paha, betis hingga tumit kaki gadis berjilbab itu. Tangan Ferry yang tadinya meremas-remas pantat Azizah, tiba-tiba begitu cepat turun ke bawah bersamaan dengan CD-nya, hingga akhirnya tak sehelai benang pun menempel di tubuh Azizah kecuali jilbab putih yang kami biarkan bertengger dikepala Azizah. Jilbab itu memberi sensasi dan gairah sendiri pada kami bertiga. Pemandangan indah gundukan memek Azizah tidak kusia-siakan dengan bibirku yang sudah turun dari melumat buah dada gadis berjilbab itu menjadi ke perutnya.
Setelah puas memutar-mutarkan lidahku di seputar perut dan pusarnya, aku kembali duduk di pinggir ranjang dengan posisi wajahku berhadapan dengan memek Azizah. Tanganku kemudian menarik pinggulnya lebih mendekat ke arah wajahku, dan bibirku langsung mengecup gundukan memek Azizah dengan lembut yang membuat gadis solehah itu menggeliat merasakan sensasinya.
Tidak puas dengan itu, makin kuturunkan tubuhku ke bawah dengan posisi berlutut. Tanganku kemudian merenggangkan kakinya, hingga memek Azizah terbuka bebas menggantung di depan wajahku. Tidak lama kemudian kubenamkan wajahku ke selangkangan Azizah yang kemudian diikuti oleh usapan lidah Ferry di seputar pipi pantat gadis alim itu. Azizah semakin hebat menggelinjang, apalagi sewaktu aku sudah mulai menjilat dan mengisap klitorisnya dari bawah yang membuat memek gadis alim berjilbab lebar itu semakin basah.

Azizah kembali mencoba meronta, tapi kami malah semakin menggila. Tubuh Azizah kami dorong ke ranjang, dan kusuruh menungging di pinggir ranjang dengan posisi kakinya menggantung. Doni naik ke ranjang dan berlutut di depannya dengan kontolnya yang mengarah ke wajah Azizah. Tangan Doni kemudian mencengkeram kepala Azizah yang masih terbalut jilbab putih dan menengadahkan kepalnya.
“Buka mulutmu..!” perintah Doni yang segera diikuti, karena memang Azizah sudah pasrah dan sangat terangsang, sehingga sudah tidak mampu lagi berbuat apa2.
Begitu mulut gadis berjilbab itu terbuka, masuklah batang kontol Doni yang tegang itu sedikit demi sedikit. Azizah mulai mengemut kontol Doni. Kepalanya dipaksa maju mundur sesuai gerakan tangan Doni yang masih mencengkeram kepalanya.
“Ayo isep dan jilat..!” perintah Doni lagi yang segera diikuti Azizah dengan menjilati sepanjang batang kontolnya yang divariasi dengan mengemut kepala kontolnya.
Sambil terus menghisap, Azizah merasakan ada sesuatu di bawah selangkangannya. Ternyata kepala Ferry sudah menengadah di antara kedua paha Azizah dengan posisi badannya berada di bawah ranjang. Bibir dan lidah Ferry mulai beraksi dengan buasnya di memek gadis berjilbab itu. Yang membuat Azizah semakin histeris adalah ketika aku menyambut goyangan-goyangan pantatnya yang mencuat ke atas dengan menyapukan lidahku ke belahan pantat Azizah dengan sesekali menusukkan ujung lidahku ke lubang pantat gadis alim itu.
Tanganku pun tidak mau tinggal diam, maju ke depan meremas-remas buah dadanya yang menggantung. Lengkaplah sudah bagian-bagian sentra kenikmatan gadis berjilbab itu diserang habis-habisan. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan indah ini. Kutarik kepalaku dari pantatnya, dan kugantikan dengan menusukkan kontolku ke memek gadis berjilbab itu dari belakang. Dan untuk mempermudah genjotanku, ferry memindahkan kepalanya dari selangkangan Azizah ke bawah buah dadanya yang menggantung, dan mulai menggeluti puting Azizah dengan mulutnya.
Pelan2 kutuskkan kontolku kedalam memeknya. Terasa sempit sekali. Aku berpikir, pastilah gadis berjilbab ini masih perawan. Pelan2 kutambah kedalaman kontolku, menghujam memeknya yang nikmat. Ia mengentikan kuluman bibirnya dara kontol Dony, dan menengadah. Wajahnya terlihat kesakitan. Aku berhenti untuk memberinya waktu untuk bernafas. Namun kemudian aku langsung menghujamkan kontolku dalam2, membuatku merasa ada sesuatu yang sobek dalam memek gadis alim ini. Sesaat terlihat ia akan menjerit, namun Dony dengan sigap mengulum bibir gadis berjilbab itu sehingga jeritannya tertahan lidah Dony yang menari2 di mulutnya. saat kulihat, dari memek gadis alim berjilbab itu mengalir darah segar keperawanannya. terbersit rasa bangga karena berhasil memerawani memek gadis alim yang biasanya selalu menjaga tubuhnya itu.
Semakin lama semakin kupercepat genjotan kontolku dalam memek gadis alim ini yang sangat nikmat. Terdengar jeritan kesakitan Azizah berubah menjadi desahan dan erangan penuh napsu. Mulutnya dengan pasrah menurut saat dituntun Dony untuk kembali mengulum kontolnya.
Bersamaan dengan semakin cepatnya gerakan maju-mundur kontol Doni di mulut Azizah, kupercepat juga sodokan kontolku ke lubang memeknya sambil mencengkeram keras pinggulnya. Sampailah pada erangan keras Azizah diikuti dengan mengejangnya tubuh gadis berjilbab itu tanda mencapai puncak. Terasa hangatnya cairan di lubang memek Azizah yang diikuti dengan kencangnya otot-otot di situ yang menjepit kontolku.

Tanpa istirahat, Doni yang lalu mencabut kontolnya dari mulut Azizah, membaringkan dirinya dan menarik tubuh mulus Azizah yang sudah sangat lemas ke atasnya, hingga posisinya jadi berjongkok dengan memeknya yang tepat berada di atas kontol Doni yang masih tegak berdiri. Sesaat kemudian, terbenamlah kontol Doni bersamaan dengan diturunkannya tubuh Azizah. Erangan Azizah terdengar cukup keras merasakan nikmat, dan semakin memacu Doni untuk mempercepat pompaan pada memek gadis berjilbab itu. Jhilbab putihnya sudah basah kuyup karena keringat dan air liur Azizah sendiri yang mengalir deras saat mengulum kontol Doni.

Sementara itu, Ferry yang menunggu giliran mengambil inisiatif dengan berdiri di samping Azizah, dan memasukkan kontolnya ke mulut Azizah dengan memutar sedikit kepalanya. Memek dan mulut Azizah kembali bekerja keras memompa, sementara aku juga tidak tinggal diam dengan menarik kedua tangan Azizah ke belakang, lalu menjilat-jilat puting di buah dada kirinya yang terguncang-guncang seirama naik-turunnya tubuhnya.
Rupanya Doni mencapai puncaknya lebih cepat. Ia menekan tubuhnya ke atas yang secara naluriah diimbangi Azizah dengan menahan ke bawah. Azizah melenguh tertahan saat Dony menyemprotkan air maninya yang putih kental kedalam memek Azizah yang semakin basah oleh cairan kenikmatannya yang kembali membanjir.
Ferry yang sudah tidak tahan kontolnya dilumat, langsung mengambil inisiatif dengan mendorong tubuh Azizah ke samping hingga merebah di ranjang. Kedua tangan Azizah direntangkan ke atas, hingga berpegangan pada ujung tiang ranjang, lalu kedua kaki putih gadis berjilbab itu direntangkan, dan Ferry ambil posisi di antara kedua paha Azizah. Memek Azizah yang terbuka langsung dihujam oleh kontol Ferry yang masih basah bekas lidah Azizah. Azizah kembali melenguh. Ferry mulai menyodokkan kontolnya dengan lembut yang membuat Azizah mengerang dan mendesah.

Sementara itu, Doni yang berada di samping Ferry membantu merangsang Azizah dengan menciumi, menjilat, dan mengulum jari-jari kaki Azizah yang mulus itu. Bibir sensual Azizah yang terus mengerang itu membuatku tidak tahan melihatnya. Aku bergerak maju dan kukangkangi wajah cantiknya, hingga kontolku yang masih tegang berada tepat di depan mulut gadis berjilbab itu. Kuangkat sedikit kepalanya dan kudorong masuk kontolku. Azizah pun menyambut perlakuanku ini. Dihisap dan dikulumnya kontolku dengan bibir dan lidahnya.
Genjotan kontol Ferry semakin cepat di bawah yang membuat Azizah menggelinjang hebat.
“Mmmh.. mmph.. mmph..,” teriak Azizah tertahan kontolku di mulutnya bersamaan dengan melengkungnya tubuh Azizah ke atas.
Azizah telah mencapai puncaknya bersamaan dengan Ferry.
“Tunggu, aku juga mau keluar..!” kataku lagi sambil melepas kontolku dari mulutnya dan mengocok kontolku di depan bibirnya yang sengaja dibukanya lebar.
“Aaagghh..!” erangku yang bersamaan dengan semprotan maniku ke wajah dan mulut Azizah.
Tak hanya itu, waktu semprotanku berhenti, langsung dikulumnya kontolku lagi dalam-dalam yang membuatku terasa ngilu tapi nikmat sekali. Akhirnya kami berempat merebah jadi satu di ranjang. Beberapa saat kemudian terdengar isak tangis Azizah. Doni dan ferry mendekatinya, dan seolah menenangkannya, namun kemudian Azizah kembali melenguh. Ternyata Doni dan Ferry belum puas, dan kembali menggilir gadis berjilbab itu sampai tiga kali.

No comments:

Post a Comment