Wednesday, February 23, 2011

Bunga Anak Sekolah

besoknya setelah aku menikmati tubuh Bu Asmi yang putih montok itu, aku menuju sekolah dimana bu Asmi mengajar. Bukan untuk menemuinya, namun untuk menemui pak Roy, guru yang melakukan hubungan intim dengan Bu Asmi. Bukannya aku butuh uang dan mau memerasnya, tapi kalau benar pak Roy itu playboy, kali aja aku bisa dibagi koleksi perempuannya. Heheheheh.
Siang menjelang sore itu sekolah sepi karena memang murid-murid udah pulang. Pukul 2 aku memasuki lorong sekolah, menuju ruang guru. Ketika kutengok ke ruang guru, ternyata ruang itu sudah kosong dari guru. Segera aku berjalan dan mencari-cari meja dari pak Roy. Beberapa saat segera aku menemukannya, dengan nama meja diatasnya. Ada foto juga dipajang dimeja itu, seorang laki-laki bertubuh atletis dengan celana training panjang dan kaus putih ketat dengan stopwatch dan peluit tergantung di lehernya. Aku menebak dia adalah pak Roy itu sendiri. Ketika hendak keluar, aku melihat ada seorang cleaning service yang sedang menyapu lantai diluar pintu.
“pak roy sudah pulang, pak?” tanyaku.
Toked Kerudung montok
Cleaning service tadi melihat kearahku. “pak roy? Ooh, tadi kayaknya ke belakang sekolah pak. Mau ke kamar kecil, mungkin.” Jawabnya.
“kalo mau segera ktemu, lewat mana yah pak, ke belakang sekolah?” tanyaku. Sedikit curiga karena jelas-jelas disudut ruangan guru ada kamar kecil.
Sang cleaning service tadi memberitahukan jalannya, lalu segera aku menuju ketempat itu, yang memang tempatnya tersembunyi dari hiruk pikuk sekolah.
Ketika aku sudah mendekati tempat yang dimaksud, aku mendengar suara-suara yang aneh. Segera aku melambatkan langkah dan mengintip dari sebuah jendela kecil yang tertutup kaca gelap kusam, sehingga tidak memungkinkan orang yang ada di lapangan kecil disudut sekolah sepi itu melihatku. Lapangan badminton yang sudah tidak terpakai itu nampaknya menjadi semacam gudang besar dimana dipinggirnya banyak ditaruh bangku, almari dan berbagai macam inventaris sekolah yang sudah rusak. Apa yang aku curigai ternyata benar. Aku melihat Pak Roy ada ditengah lapangan sedang bercumbu dengan seseorang. Dan terpananya lagi, ternyata yang ia cumbu adalah seorang gadis muda yang masih mengenakan baju seragam abu-abu putih berjilbab, walaupun sudah berantakan karena cumbuannya. Seragam OSIS putihnya sudah terbuka semua kancingnya, menampakkan buah dada ranum putih sekal yang tidak tertutup lagi oleh BH yang sudah diturunkan kebawah. Gadis itu cantik dan berwajah lugu. Kulitnya yang putih dan seragam SMA serta jilbab putih panjangnya membuatnya terlihat semakin cantik. Pak Roy sambil agak membungkuk mengulum-ngulum putting siswi berjibab itu yang sudah tampak pasrah dan hanya bisa merintih dan mendesah sambil tubuhnya sesekali bergetar merasakan rangsangan yang diberikan oleh guru olah raga itu. Dibelakang, seorang lelaki yang memakai baju safari serta kopiah dikepala menonton adegan panas kedua orang itu.

Setelah puas merangsang sang siswi itu, pak Roy berdiri didepan siswi berjilbab yang sudah lemas dan pasrah itu sambil mengelus-elus kejantanannya yang sudah mengacung, keluar dari celananya yang memang sudah diturunkan retsletingnya. Dengan tangan satunya Pak Roy menekan pundak sang siswi canti berjilbab itu turun, sampai bagian bawah perut Pak Roy persis berada di depan wajah siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab berparas lugu itu sepertinya sudah tahu apa yang pak Roy mau. Ada sedikit perlawanan, namun tenaga guru olah raga terlalu kuat dibanding tenaga siswi itu. segera gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu bersimpuh ditengah lapangan kecil kotor itu yang sudah dialasi tikar lusuh yang mungkin memang sudah disiapkan oleh pak Roy dan temannya, lalu perlahan-lahan pak Roy mendekatkan batang kemaluannya ke wajah sang siswi berjilbab itu yang memejamkan matanya.
Pak Roy kemudian menggesek-gesekkan kontolnya ke pipi siswi itu sambil mendesah-desah. Tak lupa ia tampar-tamparkan pelan kontolnya ke wajah putih bersih siswinya. Beberapa saat, pak Roy membungkuk meraih tangan kiri siswi berjilbab yang sekal itu lalu dipegangkan ke kejantanannya itu. Penis Pak Roy bergetar dalam genggaman siswi berjilbab berparas lugu itu. Tangan siswi cantik berjilbab itu tidak cukup untuk menggengam penisPak Roy yang besar itu. Perlahan-lahan siswi berjilbab itu mengocok-kocok batangPak Roy itu keatas dan kebawah.
‘emmmhh…iyaahhh..enaakk, bungaaa… kamu pintarrrr… nanti bapak kasih nilai bagusshhh…” Pak Roy menatap siswi berjilbab yang ternyata bernama Bunga sambil mendesah-desah dan meracau. Seorang gadis muda yang cantik, sedang mengelus-elus penisnya.
“ayo sayaaangghh…sekarang dikulum-kulum yaahh…” kata pak Roy sambil terus menyorong-nyorongkan batang kerasnya ke wajah siswi berjilbab cantik itu. Pelan-pelan siswi berjilbab berparas lugu itu mengarahkan mulutnya ke penis pak Roy. Gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu siswi berjilbab itu mengulum sekalian alat vital pak Roy ke dalam mulutnya hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. Benda seperti pentungan satpam itu dikulum dan dijilati. “Oh.. Bungaa…enaakk.. sayaaangghh… enaak muridkuu….” kata pak Roy sambil mendesah-desah kenikmatan. “Ehm..ehmm…”hanya itu yang keluar dari mulut siswi cantik berjilbab itu. Selain menyepong, pak Roy juga mengajari siswinya yang cantik berjilbab itu turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
Pak Guru berkopiah yang dari tadi hanya melihat, lalu mendekati mereka. Dia membuka retsleting celana panjangnya, mengeluarkan penisnya yang hitam, lalu meraih tangan siswi berjilbab berparas lugu itu untuk menggengam kemaluannya. Siswi berjilbab itu meraih penis hitam itu lalu secara perlahan-lahan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu mengocok. Secara bergantian mulut dan tangan siswi berjilbab itu melayani kedua penis yang sudah menegang itu. Tapi siswi cantik berjilbab itu lebih sering mengoral punya Pak Roy, sedangkan penis Pak Guru berkopiah lebih sering dikocok pakai tangan siswi berjilbab berparas lugu itu. Tidak puas hanya menikmati tangan siswi berjilbab itu, sesaat kemudian Pak Guru berkopiah meminta ke pak Roy untuk merubah posisi. Tubuh siswi berjilbab itu tanpa perlawanan yang berarti dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tangan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. siswi cantik berjilbab itu diposisikan doggy style sambil mengulum penis Pak Roy, sementara Pak Guru berkopiah itu mengambil tempat dibelakang sisiwi berjilbab yang sudah pasrah itu, dan langsung menyibakkan rok panjang gadis manis siswi SMA itu keatas pinggul dan memelorotkan Cdnya.
“eeemmhh…jjaanngaaannn…jangaannn..” Siswi berjilbab berparas lugu itu berhenti mengulum penis pak Roy dan merintih ketika jari Pak Guru berkopiah itu mulai merenggangka vagina siswi berjilbab itu.
“udah diem!” bentak pak guru berkopiah. Pak Roy juga segera mencengkeram kepala sang siswi berjilbab dan kembali menjejalkan penisnya ke mulut siswi pelajar SMA itu untuk menghentikan rintihannya. Kembali pak Roy mendesah dan memaju mundurkan pinggulnya, menggenjot mulut siswi berjilbab itu. Siswi berjilbab bertubuh mengkal itu memekik tertahan ketika penis hitam pak guru berkopiah menyeruak masuk kedalam liang vaginanya yang sempit. mulut siswi berjilbab berparas lugu itu yang masih tersumpal penis Pak Roy mengeluarkan desahan tertahan berbarengan dengan amblasnya penis pak guru berkopiah memasuki vagina siswi cantik berjilbab itu. Kening siswi berjilbab itu berkerut menahan sakit karena memang ukuran penis Pak Guru berkopiah memang lumayan besar. Tapi Pak Guru berkopiah justru merasakan nikmatnya jepitan vagina gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu di penisnya. Ditariknya penisnya keluar, lalu kembali didorongnya penisnya itu lebih kedalam hingga kembali amblas semuanya ditelan rongga siswi berjilbab berparas lugu itu. Kontan tubuh siswi berjilbab itu bergetar hebat.
“Ooohh.. Pak.. ngghh”erang siswi cantik berjilbab itu sambil melepas penis Pak Roy dari mulut siswi berjilbab itu. Pak Guru berkopiah perlahan-lahan menggenjot vagina itu, tapi makin lama makin cepat sehingga desahan siswi berjilbab berparas lugu itu menjadi erangan panjang. Pak Roy tidak menyia-nyiakan mulut gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu yang terbuka lebar, diatancapkannya penisnya kemulut siswi berjilbab itu, sehingga siswi cantik berjilbab itu tidak bisa berteriak lagi.
Siswi berjilbab berparas lugu itu disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepala Pak Guru berkopiah merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudara siswi berjilbab itu yang sudah tak tertutup apa-apa lagi karena kemeja OSISnya sudah terbuka semuanya dan Bhnya juga sudah dilolosi. siswi berjilbab berparas lugu itu menggelinjang tak karuan waktu puting kanan siswi berjilbab itu digigitnya dengan gemas, kocokan dan kulumann siswi cantik berjilbab itu pada penis Pak Roy makin bersemangat.
Rupanya gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu telah membuat Pak Roy ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulut Bunga dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepala siswi berjilbab berparas lugu itu pun dipeganginya dengan erat. Bahakan sesekali dia ikut menampar pantat sekal mulus siswi berjilbab itu ketika siswi cantik berjilbab itu menggigit pelan batangnya. Penisnya yang besar itu memenuhi mulut siswi berjilbab itu yang mungil, malah masih ada sisaanya diluar. Hal itu membuat gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu susah bernafas. Akhirnya siswi berjilbab berparas lugu itu hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka dilapangan sepi sudut sekolah yang kotor itu. Sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuh Bunga. siswi cantik berjilbab itu terlihat semakin menikmati permainan brutal Pak Roy dan temannya hingga akhirnya tubuh siswi berjilbab itu mengejang dan mata siswi berjilbab berparas lugu itu membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Roy. Bersamaan dengan itu pula genjotan Pak Guru berkopiah terasa makin bertenaga.
“mmhhh…Bungaaahhhh… bapak mau keluar nih !” erangnya panjang sambil meringis. Mereka pun terlihat mengejat-ngejat mencapai orgasme bersamaan. Dari selangkangan siswi berjilbab itu meleleh cairan hasil persenggamaan. gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu melepaskan penis Pak Roy dan jatuh telungkup dilantai kotor beralas tikar lusuh itu. Siswi cantik berjilbab itu terlihat sangat lemas. Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuh Bunga berkeringat sangat banyak. “bapak tusuk sekarang ya bunga sayaaangg…? udah ga tahan dari tadi belum rasain memeknya bunga… tahan ya bunga sayaaaang…” kata Pak Roy sambil membalikkan tubuh siswi berjilbab berparas lugu itu. siswi berjilbab itu tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dia sudah tak mampu melawan ketika Pak Roy yang sudah dibakar api birahi membalik tubuhnya terlentang. Rok panjang gadis SMA itu yang kembali turun dinaikkannya lagi keatas pinggul. Jilbab yang menutupi buah dada mengkal sang gadis dililitkan ke lehernya.
“Pelan-pelan paak….”kata siswi cantik berjilbab itu setengah merintih sambil menatap ngeri ke penis pak Roy yang besar. Air matanya sudah mengalir dipipinya. Pak Roy terlihat semakin bernafsu. Lalu dia mengambil posisi berlutut di depan siswi berjilbab itu. dibukanya paha siswi berjilbab berparas lugu itu lalu diarahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vagina gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluan siswi cantik berjilbab itu sehingga Bunga berkelejotan.
“Suka ga Bunga, memeknya bapak ginikan?”Tanya Pak Roy sambil terus menggesek-gesek.Dia nampaknya tidak mau buru-buru. Dia terlihat menikmati melihat siswi berjilbab berparas lugu itu tersiksa seperti ini.
“Aahh.. iya…senang…” desah siswi cantik berjilbab itu tak tertahankan.
Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vagina siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab itu memejamkan mata, meringis, dan merintih akibat gesekan benda itu pada milik siswi cantik berjilbab itu yang masih sempit. Air mata siswi berjilbab itu kembali mengalir. Penis Pak Roy tampaknya susah sekali menerobos vagina siswi berjilbab itu walaupun sudah dilumasi oleh lendir siswi cantik berjilbab itu. dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi.
“Wah.. Bunga.. hhh… sempit banget memeknya…” ceracaunya. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihan siswi berjilbab berparas lugu itu mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vagina Bunga, semakin cepat dan semakin dalam, hingga masuk semua. Kini vagina gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk. Sepertinya siswi berjilbab berparas lugu itu merasa sakit bukan main karena kemudian siswi cantik berjilbab itu kembali merintih-rintih menyuruh Pak Roy berhenti sebentar, namun Pak Roy yang sudah kalap ini tidak mendengarkan siswi berjilbab itu, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. siswi cantik berjilbab itu terlihat mulai terhanyut sensasi itu. rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh mereka.
“Oh..oh…”hanya itu yang keluar dari mulut Bunga. Mata siswi berjilbab berparas lugu itu terlihat terbelalak seolah merasakan kenikmatan yang tiada tara. Malah kini siswi berjilbab itu juga ikut menggoyang-goyangkn pantatnya secara aktif. Melihat siswi cantik berjilbab itu sudah `in` Pak Roy makin bersemangat. Dia lalu berganti posisi. Pak Roy melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan menaikkan tubuh gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu ke penisnya. Pak Roy ingin memberi siswi berjilbab itu kepuasan lebih dengan cara siswi berjilbab itu yang memegang kendli. siswi cantik berjilbab itu terlihat sudah sangat pasrah dan terhanyut birahinya. Dengan refleks siswi berjilbab berparas lugu itupun menggenggam penis Pak Roy sambil menurunkan tubuhnya yang sintal itu hingga benda perlahan-lahan itu amblas ke dalam memeknya. Jilbab putihnya turun menutupi buah dadanya yang sudah terbuka, namun pak Roy tidak peduli. Justru sang gadis semakin cantik, dengan jilbab yang masih ia pakai, merintih-rintih sambil mengikuti naluri hewaniahnya, menggenjot penis Pak Roy .
“aiihh…sakiit paak…” kata siswi cantik berjilbab itu merintih kesakitan sebentar kala penis Pak Roy makin dalam menyentuh liang siswi berjilbab itu. Tapi setelah berhenti sebentar siswi cantik berjilbab itu pelan-pelan mulai menaik turunkan tubuh gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu perlahan-lahan. Pak Roy memegangi kedua bongkahan pantat siswi cantik berjilbab itu yang padat berisi itu, secara bersamaan mereka mulai menggoyangkan tubuh mereka. Desahan mereka bercampur baur, tubuh Bunga tersentak-sentak tak terkendali, kepala siswi cantik berjilbab itu digelengkan kesana-kemari. Jilbabnya sudah basah oleh keringat ketiga orang itu.
Semakin lama, terlihat gadis berjilbab berbuah dada sekal itu semakin bernafsu. siswi berjilbab berparas lugu itu menggoyangkan pinggulnya semakin cepat diatas tubuh Pak Roy, bahkan siswi cantik berjilbab itu dengan kedua belah telapak tangannya meremasi payudaranya sendiri yang bergoyang-goyang.
Pak Guru berkopiah menonton adegan siswi berjilbab itu sambil mengelus-elus penisnya, dia ingin memncing adik kecilnya untuk `bangun`.
“Ayo…goyang sayaaanghh…oohh!” Pak Roy sepertinya ketagihan dengan goyangan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. Tangannya tetap meremas-remas dada Bunga, bahkan sesekali dicondongkannya wajahna untuk melumat payudara siswi berjilbab itu. Kontan siswi cantik berjilbab itu menjerit-jerit makin kuat. Jeritan siswi berjilbab berparas lugu itu membuat Pak Roy makin bernafsu begitu juga Pak Guru berkopiah, dia tidak tahan hanya menonton saja. Dia mendekat dan berdiri di sebelah gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, penisnya mengacung di depan muka siswi berjilbab itu. Pak Guru berkopiah itu mengelus-elus pipi siswi cantik berjilbab itu yang putih mulus. “Emut Bungaa…ayo buka mulutnya!” sambil mengarahkan batangnya kemulut siswi berjilbab itu yang mendesah-desah. Dengan setengah memaksa Pak Guru berkopiah itu menjejalinya ke mulut siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab berparas lugu itu yang tak punya pilihan lain langsung memasukkan penis itu kemulutnya. Siswi cantik berjilbab itu menyambut batangnya dengan kuluman dan jilatan. Seperti tak perduli pada bau sperma pada benda itu, lidah gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu terus menjelajah ke kepala penisnya dimana masih tersisa sedikit cairan itu, mungkin karena sudah sangat birahi, siswi berjilbab itu tidak merasa jijik. Malah siswi berjilbab berparas lugu itu mepakai ujung lidah siswi cantik berjilbab itu untuk menyeruput cairan yang tertinggal di lubang kencingnya. Hal itu membuat Pak Guru berkopiah blingsatan sambil meremas-remas kepala siswi berjilbab itu yang masih memakai jilbab putih. Bunga melakukannya sambil terus bergoyang di pangkuan Pak Roy.
“ah uh ah..ah..uh..auuhh…mmhh..”suara-suara itu membahana disudut sekolah itu, suara nista lenguhan dua orang guru yang sedang menggagahi siswiny ayang berjilbab. Sang siswi berjilbab bernama bunga juga akhirnya pasrah dan dipaksa menikmati persetubuhan nista itu. Aku masih terpaku disudut jendela kusam tempatku mengintip. Hpku sudah kugunakan dari tadi, merekam persetubuhan itu.
Dengan tetap bergoyang, siswi berjilbab berparas lugu itu juga mengisap-ngisap penis Pak Guru berkopiah makin keras. Tangan Pak Guru berkopiah merayap ke bawah menggerayangi payudara siswi cantik berjilbab itu. Dia sangat pandai meremas-remas titik sensitif gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, sehingga siswi berjilbab itu dibuatnya terpekik-pekik penuh kenikmatan.
“auugghhh..oohhhmm…paaakkk…bungaaa….mauuu..mauuu…”, siswi cantik berjilbab itu meracau terpekik-pekik bahwa sebentar lagi dia orgasme.
“mmmhhh..tahan sayaaaangghhh…bapak juga sudah maauuu….” Pak Roy terus menggenjot dari bawah, ebrusaha segera meraih kenikmatan.
Sampai akhirnya dia meremas pantat Bunga erat-erat dan memberitahu siswi cantik berjilbab itu akan segera keluar, perasaan yang ditahan-tahan itu pun dicurahkan juga. “Aaaahhhhh….!!” jeritan panjang tertahan keluar dari mulut siswi berjilbab berparas lugu itu, kepala siswi berjilbab itu mendongak ke atas menatap langit sore. Mereka orgasme bersamaan dan Pak Roy menumpahkan sperma kentalnya di dalam vagina sempit siswi cantik berjilbab itu. Sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangakangan gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu.
Penis Pak Guru berkopiah yang sudah tegang benar dilepaskan lalu Bunga ambruk ke depan, ke dalam pelukan Pak Roy. Dia peluk tubuh siswi cantik berjilbab itu sambil penisnya tetap dalam vagina siswi berjilbab berparas lugu itu, mereka berdua basah kuyup keringat yang mengucur.
Pak Roy lalu melepas tubuh Bunga yang sangat lemas. Dia mengambil air minum kemasan miliknya di sudut lapangan untuk minum. Penisnya sudah tidak setegang yang tadi. siswi cantik berjilbab itu kini telentang terengah-engah kehabisan tenaga menghadap Pak Guru berkopiah yang sedang mendekat kearah gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. siswi berjilbab itu menggeleng lemah ke Pak Guru berkopiah yang sudah bersiap-siap ingin mengagahi siswi cantik berjilbab itu. Ar matanya terlihat masih mengalir di pipinya. Tapi sepertinya air mata dan keadaan sang gadis berjilbab itu yang sudah sangat lemas tidak bisa menyurutkan birahi Pak Guru berkopiah itu yang sudah on fire. Pak Guru berkopiah mengambil handuk kecil kotor di sudut lapangan dan membersihkan vagina Bunga yang belepotan sperma. Usapan ujung handuk di vagina siswi berjilbab berparas lugu itu cukup membuat siswi berjilbab itu bergetar.
kemudian tubuh siswi cantik berjilbab itu oleh Pak Guru berkopiah dipaksa dibalikkan dalam posisi menungging lalu kembali menyibakkan rok gadis berjilbab ityu yang kembali turun menutupi paha dan betisnya. Dia menepuk-nepuk pantat gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu yang montok. Puas menepuk sekarang giliran lidah Pak Guru berkopiah yang merasakan kelembutan kulit pantat siswi berjilbab berparas lugu itu. Mulutnya dengan rakus menciumi pantat siswi berjilbab itu. Lidahnya menelusuri vagina Bunga dari atas kebawah. siswi berjilbab itu semakin menggelinjang ketika lidah Pak Guru berkopiah memjilati anus siswi cantik berjilbab itu. Pak Guru berkopiah tanpa perasaan jijik masih terus menjulurkan lidahnya ke anus siswi cantik berjilbab itu sehingga memberi siswi berjilbab berparas lugu itu terus menggelinjang.
Puas merasakan nikmatnya vagina dan anus gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu, dia kemudian meludahi bagian dubur siswi berjilbab itu beberapa kali. lalu digosok-gosokkan dengan jarinya ke daerah itu. siswi cantik berjilbab itu terlihat memejamkan mata pasrah. Bunga terlihat terkejut ketika Pak Guru berkopiah mulai menggesekkan penis hitamnya dibibir lubang anus siswi cantik berjilbab itu. siswi berjilbab berparas lugu itu kontan menarik pantat siswi berjilbab itu. Tapi Pak Guru berkopiah menarik gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu. siswi berjilbab itu terkejut dan mencoba berontak “Jangan pak…jangan di situ…. sakit” iba siswi cantik berjilbab itu. “Tahan dikit sayang, masih baru emang sakit, tapi ntar pasti enak kok” katanya dengan tenang. Pak Guru berkopiah itu perlahan-lahan mendorong penisnya masuk ke anus siswi berjilbab berparas lugu itu. Anus siswi berjilbab itu kontan mengerut. Pak Guru berkopiah itu terlihat kesulitan memasukkan penisnya kedalam dubur sempit Bunga. Siswi berjilbab itu merintih menahan rasa perih akibat tusukan benda tumpul pada dubur siswi cantik berjilbab itu yang lebih sempit dari vaginanya. Air mata gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu kembali meleleh keluar.
“Aduuhh… Sudah Pak… Bunga nggak tahan” rintih siswi berjilbab berparas lugu itu kesakitan. Tapi Pak Guru berkopiah itu tidak menghiraukannya. Dengan paksa terus dimasukkannya penisnya ke anus siswi berjilbab itu.
“Uuhh… Sempit banget nih anus kamu…” Pak Guru berkopiah itu mengomentari siswi berjilbab itu dengan wajah meringis menahan nikmat.
Setelah beberapa saat menarik dan mendorong akhirnya mentok juga penisnya. Pekikan Bunga semakin keras. Pak Guru berkopiah itu mendiamkan sebentar penisnya disana untuk beradaptasi sekalian menikmati jepitannya. Kesempatan ini juga dipakai bunga untuk membiasakan diri dan mengambil nafas.
“Auhhh….sakit…” Siswi cantik berjilbab itu menjerit keras saat Pak Guru berkopiah itu mulai menghujamkan penisnya. Secara bertahap sodokannya bertambah kencang dan kasar sehingga tubuh Bunga pun ikut terhentak-hentak. gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu mengerang dan memekik keras merasakan perih. Tanpa menghiraukan siswi berjilbab berparas lugu itu dia tetap mengentot dubur siswi berjilbab itu. Untuk merangsang siswi cantik berjilbab itu, tangannya kedepan meraih kedua payudara siswi berjilbab itu yang bergoyang dan diremas-remasnya dengan lembut.
“pak..u..da..ah….Bunga..sa..kit” jerit gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu panjang. Keringat dan air mata siswi berjilbab itu terus bercucuran. Jeritan Bunga itu tampaknya justru membuat Pak Guru berkopiah itu makin bernafsu. Dengan keras dia sodok-sodokan penisnya dan payudara siswi berjilbab berparas lugu itu yang menggantung diremas-remas dengan brutal. Suara rintihan siswi cantik berjilbab itu saling beradu dengan lenguhan Lambat laun jerit kesakitan gadis SMA berjilbab itu berjurang, walaupun begitu air mata gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu tetap bercucuran. Siswi berjilbab itu mengaduh setiap kali Pak Guru berkopiah itu mengirim hentakan dan remasan keras, namun terkadang terlihat siswi berjilbab itu mengimbangi goyangan Pak Guru berkopiah. Terkadang Bunga harus menggigit bibir untuk meredam jeritannya.
Pelan-pelan terdengar pekikan kesakitan sang gadis berjilbab karena sodokkan penis Pak Guru berkopiah mulai berkurang, berganti dengan rintihan nikmat, apalagi waktu Pak Guru berkopiah itu menarik wajah siswi berjilbab berparas lugu itu dan memagut bibir siswi cantik berjilbab itu, diciumnya gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu dengan lembut. Sungguh suatu perpaduan keras-lembut yang fantastis, dia perlakukan anus dan dada siswi berjilbab itu dengan kasar, tapi di saat yang sama dia perlakukan mulut siswi cantik berjilbab itu dengan lembut.
Akhirnya setelah Pak Guru berkopiah semakin cepat menggoyang pinggulnya menggagahi anus siswi berjilbab itu, sang gadis berjilbab itu mengerang panjang dan mengejat-ngejat, siswi berjilbab itu mengalami orgasme panjang dengan cara kasar seperti ini, tubuh siswi berjilbab berparas lugu itu menegang beberapa saat lamanya hingga akhirnya lemas seperti tak bertulang. Pak Guru berkopiah sendiri menyusul siswi berjilbab itu tak lama kemudian, dia menggeram dan makin mempercepat genjotannya. Kemudian dengan nafas masih memburu dia mencabut penisnya dari gadis SMA berjilbab bertubuh putih mulus itu dan membalikkan tubuh siswi cantik berjilbab itu. Spermanya muncrat dengan derasnya dan berceceran di sekujur dada dan perut siswi berjilbab itu, mengenai BH dan seragam OSISnya.
Siswi berjilbab berparas lugu itu terlihat lemas sekali. Ia hanya terbaring pasrah di tikar lusuh. Bajunya sangat berantakan. Terdengar sisa isak tangisnya. Nafasnya masih menderu karena orgasme-orgasme yang ia alami. Pak Roy kembali merapikan bajunya, semntara Pak Guru berkopiah rekannya masih duduk beristirahat sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri. beberapa saat kemudian dari arah aku datang (aku sudah bersembunyi di ruang gelap sebelah jalan yang penuh kursi-kursi rusak sehingga cukup aman) datang lagi seorang yang berjenggot dan juga memakai baju safari.
“wah, kalian mainnya kok ninggal-ninggal aku.” Kata Pak Guru berjenggot itu. Dia langsung membuka retsleting celananya dan mengeluarkan kontolnya yang terlihat berurat.. Segera ia mendekati lagi sang gadis berjilbab yang masih terbaring lemah.
“jangaaan…sudaaah….sakiiitt…” Bunga, gadis berjilbab bertubuh sekal itu kembali merintih namun tak bisa berbuat apa-apa ketika Pak Guru berjenggot itu kembali membentangkan kaki Bunga dan langsung menjejalkan penis berburatnya kedalam vagina yang masih berlumuran sperma milik siswi cantik berjilbab itu.. “eemmmhhh….” Bunga yang sudah sangat lemas hanya bisa mendesah ketika penis Pak Guru berjenggot itu melesak kedalam dan mulai digenjot pelan. Pak Guru berkopiah dan Pak Roy hanya tersenyum melihat birahi rekannya yang baru datang . Pak Guru berkopiah masih beristirahat sambil terus mengelus-elus kontol hitamnya, sementara pak Roy segera beranjak meninggalkan tempat itu. Aku segera mematikan rekamanku karena merasa cukup, dan mengikuti Pak Roy dari belakang, meninggalkan Bunga sang siswi berjilbab itu merintih-rintih karena memeknya kembali digenjot kontol untuk kesekian kalinya, jilbab putihnya yang sudah basah karena keringat masih terpakai rapi membungkus kepalanya.

No comments:

Post a Comment